1. Milo Dari Crotona
(558 tahun sebelum Masehi)
Milo lahir di Crotona (sebuah wilayah yang kini dikenal dengan nama
Calabria) pada 558 tahun sebelum Masehi, Milo sama populernya dengan para
pahlawan Yunani dalam dongeng. Karir atletiknya, yang kebetulan bersamaan
dengan era Olimpiade kuno, terbentang selama 25 tahun, dan mendatangkan
ketenaran baginya. Ia mungkin atlet yang paling dominan dalam olahraga apapun
sepanjang sejarah. Sebagaimana seorang penulis zaman purba mengatakannya : “Tak
ada dewa maupun manusia yang dapat mengalahkannya !”. Menurut catatan kuno : Milo adalah seorang
pria yang membawa seekor heifer berusia 4 tahun dibahunya, dimana berta dari
hewan yang dibawanya paling sedikit 450kilogram, hal itu merupakan cara
tersulit. Ini dikombinasikan dengan jarak yang harus ia tempuh ~ sepanjang
stadion Olimpiade, yakni lebih darti 600 kaki (600 kaki ukuran Olimpiade kuno
sama dengan 630,74 kaki menurut ukuran di Amerika masa kini). Milo adalah juara
gulat dalam6 kali Olimpiade, tujuh kali Pekan Olahraga Pythian,sembilan kali
Nemean dan 10 kali Ismian. Ia gagal merebut medali emas yang ke tujuhnya hanya
krena pertandingan gulat yang dibatalkan karena tak seorangpun dari para
lawananya yang memiliki keberanian untuk datang pada waktu yang ditentukan,
atau karena satu-satunya lawan Milo, Timastheos, menolak untuk mendekati dia
ketika sudah berada di arena gulat. Milo dianggap yang terbesar dari semua
atlit Olimpiade kuno.
2. Polydamas
(408
tahun sebelum Masehi)
Barangkali atlit terbesar dari zaman purba untuk jenis olah raga
gabungan tinju dan gulat adalah Polydamas.Ia telah memenangkan banyak kejuaraan
pankration, termasuk salah stunya pada Olimpiade yang diselenggarakan 408 tahun
sebelum Masehi,dan melegenda berkat kekuatannya di seluruh wilayah Mediterania.
Faktanya, Lucian, seorang pencatat yang menulis pada tahun 2 Masehi,menempatkan
Plydamas dalam deretan para atlit besar yang mencakup dia sendiri, Milo dari
Crotona dan Glaukos, seorang atlit yang sama sekali tidak dikenal oleh para
penulis olahraga masa kini. Pencatat Yunani purba, Pausanius, menempatkan
Polydamas sebagai orang terbesar (tubuhnya) di seluruh Yunani, dan
diperkirakan, berdasarkan patung yang dibuat untuknya, bahwa ia memiliki tinggi
6 kaki 8 inci, dengan berat kurang lebih 150 kilogram. Kekuaatnnya telah
dikenal secara luas ~ hendaklah diingat bahwa,sementara bangsa-bangsa masakini
membanggakan para atlit mereka, di zaman purba justru para penguasa negara-lah
yang secara pribadi menaruh perhatian kepada para atlit mereka. Raja Darius I
dari Persia adalah penguas yang merasa iri karena keberuntungan Yunani memiliki
Polydamas sebagai juara, ia mengundang Polydamas ke istananya untuk bertanding
melawan 3 dari para prajurit terkuat-nya, sekaligus juga para pengawal pribadinya.
Diantara prestasi yang pernah ia capai : tanpa senjata, dan diserang oleh
seekor singa, Polydamas dikatakan berhasil membunuh hewan itu hanya dengan tangan
kosong; ia pernah dihadapkan dengan sebuah kereta perang yang tengah berlari,
dan berhasil mendorong mundur kereta itu.
3. Leonidas dari Rhodes
(51 – 96 Masehi)
Pada Olimpiade kuno yaitu 164 tahun sebelum Masehi, Leonidas memenangkan
seluruh 3 perlombaan dalam 4 Olimpiade berturut-turut,sejak 164 hingga 152
tahun sebelum Masehi ~ sebuah prestasi tak terduga yang mengawali perubahan
dalam filosofi olahraga pada zamannya. Sebelum ia mencapai prestasi ini, banyak
yang mencurahkan pikirannya terhadap perbedaan diantara ke tiga jenisa
perlombaan tersebut. Faktanya pencatat Philostratos, yang menulis pada tahun
230, menguraikan dengan terinci tentang syarat-syarat fisik apa saja yang
sebaiknya dimiliki oleh peserta dari ketiga perlombaan tadi. Tiga dari perlombaan utama yang menggunakan
kaki pada Olimpiade kuno adalah hoplitodromos.
Para pelari Hoplitodromos hendaknya mempunyai pinggang yang kuat dan lutut yang
“agak miring keatas”, sehingga mereka dapat membawa perisai dengan mudah. Tidak
banyak lagi yang diketahui tentang Leonidas dari Rhodes, kecuali bahwa ia
adalah seorang pelari istimewa yang secara mendasar mengubah bidang olahraga
yang ia tekuni.
4. Honus Wagner
(1874 – 1955 Masehi)
Dilahirkan dengan nama John Peter Wagner di Carnegie, Pennsylvanya pada
tanggal 24 February 1874. Julukan “Honus” (salah satu variasi dari Hans)
muncul, ketika ia dikenal sebagai “Si Belanda terbang” di dunia baseball.
Prestasi-prestasi besarnya antara lain : mencetak rekor untuk pukulan
terbanyak, 3430; memukul run paling
banyak, 1740; mencapai base paling
tinggi, 4878; memimpin liga untuk batting
dalam kurun waktu cukup panjang, 8 kali; dan terbanyak melakukan pukulan lebih
dari 300, yakni 17 kali. Wagner pertamakali bermain untuk Steubenville, team
dari Ohio, pada tahun 1895; pada tahun 1896, ia pindah ke sebuah team di
Paterson, New Jersey , dimana ia menarik perhatian dari pemilik Loiusville
Colonels, Barney Dreyfuss. Ia pensiun pada usia 43 tahun, namun kembali ke
Pirates sebagai pelatih pada tahun 1933 hingga 1951. Honus wafat pada tanggal 6
Desember 1955 pada usia 81 tahun.
5. Helen Wills Moody
(1905 Masehi)
Dilahirkan di centerville, Kalifornia pada tahun 1905,dan memilih sebuah
karir yang mencengangkan dunia. Rekornya sebagai juara tunggal Wimbledon
sebanyak 8 kali tidak terpatahkan hingga tahun 1990. Ia juga memenangkan 3
gelar juara ganda di turnamen bergengsi ini. Meraih 7 gelar di kejuaraan
Tunggal Nasional Amerika dan 4 ganda;
Satu-satunya wanita Amerika yang mendapat medali emas untuk tenis pada
Olimpiade tahun 1924. Pada usia 14, ia berhasil mengalahkan ayahnya sendiri
untuk pertama kali, dan ini memberikan dia keanggotaan pada Klab Tenis
Berkeley, dimana iamenang dalam kejuaraan Yunior PantaiPasifik; pada usia 15,
ia memenangkan gelar juga Yunior Nasional; dan pada usia 16, berhasil mencapai
babak final Nasional di Forest Hills. Pada usia 17, di tahun 1923, ia
mengalahkan Molla Mallory 62-61 untuk menjadi juara Nasional.
6. Rocky Marciano
(1923 – 1969)
Rekor tinju profesionalnya adalah 49 menang,dan tak pernah kalah. Ia
bertanding melawan semua petinju terbaik dari semua gaya, dan menang. Ironisnya,
dengan tinggi 5 kaki 11 inci dan berat 185 pon (kira-kira 95 kg), ia adalah
salah satu juara kelas berat terkecil, dengan jangkauan hanya 68 inci. Ia
adalah seorang “pecinta keluarga”, dan dikenal sebagai orang yang mudah
tersentuh. Namun ia bertanding dengan fokus penuh, tak kenal menyerah. Ketika
ia mengalahkan Joe Louis pada tanggal 26 Oktober 1951. Ia lahir di Brockton,
Massachusets pada tanggal 1 September 1923, dengan nama kristen Rocco
Francis Marchegiano. Ketika bergabung dengan AD, ia memenangkan “pertandingan
tinju”- nya yang pertama (melawan rekan sesama penghuni kamp) dalam dua ronde.
Setelah usai tugas,ia menjadi seorang petinju amatir, dan hanya kalah satu kali
dalam karir amatirnya. Pada pertandingan tinju pro-nya yang pertama, ia meng KO
Lee Epperson dalam 3 ronde pada tanggal 17 Maret 1947. Kemudian ia mengikat
kontrak dengan manager Al Weill, yang bersama pelatih Charley Goldman,merubah
Marciano dari seorang “tukang berkelahi” menjadi petinju. Marciano menghadapi
Jersey Joe Walcott yang memiliki teknik tinggi dan cerdik dalam perebutan gelar
pada tanggal 23 September 1952, akhirnya ia mampu meng-KO Walcott pada ronde ke
13. Pertandingan melawan Archie Moore adalah yang terakhir baginya : pada
tanggal27 April 1956, Marciano mengundurkan diri dari dunia tinju.
7. Bob Cousy
(1928 Masehi)
Robert Joseph “ Bob” Cousy dikenal
untuk permainan fenomenalnya, yang merubah total permainan basket. Lahir dalam
keluarga imigran Perancis di kota New York pada tanggal 9 Agustus, 1928,Cousy
hanya dapat bicara bahasa Perancis hingga usia 6 tahun. Keluarganya pindah ke
St. Albans, Quenns ketika ia berusia 12 tahun, dan selama masa SMP-nya, ia
mulai bereksperimen dengan permainan bola ~ melakuan passing dari belakang dan muslihat tangan lain yang dapat menipu
lawan untuk memenangkan team-nya sendiri. Ia melanjutkan pelajaran ke Holy
Cross College dengan beasiswa basket,dimana selama bertahun-tahun yunior dan
seniornya, ia memimpin Crusaders untuk memenangkan 26 pertandingan
berturut-turut dan 2 musim yang fenomenal.Kemampuan olah-bolanya mempengaruhi
seluruh lima anggota regu inti, dan ia dijuluki “Houdini dari Hardwood”. Cousy
bergabung dengan Boston Celtics dan mengangkat klab itu ke tempat kedua di
wilayah Timur. Pada tahun 1952, Chuck Share dan Bill Sharman bergabung,
berdasarkan pertimbanagn Auerbach, pelatih Celtics, bahwa mereka dapat membantu
memperkuat team mereka di bawah pimpinan Cousy. Padapertandingan play-off untuk
wilayah Timur di tahun 1953 melawan Syracuse Nats, Cousy mencetak 10 tembakan
lapangan dan sebuah rekor play-off 30 dari 32 lemparan bebas, dengan 50 angka
keseluruhan. Pada pertengahan musim kompetisi 1956-57, team ini mengambil Bill
Russel. Russel, dengan kecerdikannya dalam bertahan, dan Cousy, dengan
permainannya yang brilian, memimpi Celtics untuk menjadi juara di tahun 1957,
dan dari tahun 1959 hingga 1963
8. Patricia Mc Cormick
(1930 Masehi)
Dilahirkan di dekat Seal Beach, Kalifornia, dan dengan cepat mampu
bermain di air, memenangkan gelar loncat indah pertamanya, Piala Emas satu
meter Long Beach, pada usia 14 tahun. Patricia adalah satu-satunya peloncat
indah wanita yang memenangkan dua medali emas pada 2 Olimpiade berturut-turut,
keduanya untuk papan statis dan papan pelontar, pada tahun 1952 dan 1956.
Latihannya sangat bersemangat, dan ia seringkali mempraktekkan gaya loncat yang
berbahaya untuk mempersiapkan dirinya terhadap keindahan dan akurasi yang
diperlukan guna memenangkam kompetisi-kompetisi besar, dimana cara melompat
seperti itu tidak diperbolehkan. Pada tahun 1951, ia adalah Juara Amerika.
Pada tahun 1950, ia telah menjadi wanita pertama yang menyapu semua gelar
loncat indah luar-ruang Persatuan Atletik Amatir (AAU).Pada tahun 1952, ia
memenangkan semua gelar AAU juga. Pada Olimpiade-nya yang pertama di Helsinki,
Finlandia, ia memenangkan satu dari dua medali emas Olimpiadenya. Ia kembali
mencatat prestasi yang sama di Olimpiade
Melbourne, Australia pada tahun 1956. Dalam suatu jenis olahraga yang menuntut
konsentrasi penuh, keberanian, dan semangat yang nyaris diluar batas kemampuan
manusia, Pat Mc Cormick dikenal sebagai peloncat indah terbesar di dunia selama
masa kejayaannya, dan memberi contoh untuk diikuti oleh para peloncat indah
lainnya.
9. A.J. Foyt
(1935 Masehi)
A.J. memenangkan lomba pertamanya melawan seorang pembalap dewasa ketika
ia masih berusia 5 tahun, dengan sebuah mobil yang dibuat ayahnya sendiri.
Lahir dengan nama Anthony Joseph, Foyt adalah salah satu pembalap terbesar pada
zamannya. Karir balapnya yang subur telah menghasilkan kemenangan di hampr
setiap arena dimana ia turut serta, kecuali lomba “drag racing” yang yang kecepatannya sangat liar dan tak
terkontrol. Pada usia 18 tahun,ia pergi ke bagian Barat tengah Amerika,
berlomba melawan nama-nama besar di awal tahun 50’an. Ia sudah dikenal ketika
bergabung dengan USAC, sebuah persiapan dimuka untuk turut dalam perlombaan
Indy 500. Ia tercatat memenangkan lomba Indy Car, diantaranya : Juara di
Indianapolis 500 sebanyak 4 kali : tahun 1961, 1964, 1967 dan 1977. Diantara
perlombaan besar yang pernah ia menangkan adalah Daytona 500 dan 24 jam Le Mans
di tahun 1967. Juara Klab Mobil Amerika Serikat (USAC) dengan rekor 7 kali,
pada tahun 1960, 1961, 1963, 1964, 1967, 1975 dan 1979; dan ia memenangkan
Daytona 24 jam sebanyak 2 kali, di tahun 1983 dan 1985.
10. Pele
(1940 Masehi)
Pele dilahirkan sebagai Edson Arantes do Nascimento di Tres Coracoes,
Brazil, pada tanggal 23 Oktober, 1940. Ayahnya adalah seorang pemain pro
sepakbola, namun cedera lututnya memaksa dia untuk pensiun,dan ketika Pele
berusia 4 tahun, mereka pindah ke Bauru.Ketika anak-anak,Pele bergabung dengan
teman yunior kota Bauru, yang menghasilkan gelar juara yunior selama 3 tahun
berturut-tirit.Lalu ia ditarik oleh Santos,salah satu team pro utama saat iotu.
Ia mencatat rekor lig, 17 gol, pada tahun pertamanya. Ia terpilih ke Brazil di
tahun 1958. Brazil memenangkan Piala itu, dengan mengalahkan Swedia 5-2 di final.
Setelaj
memimpin Brazil merebut 3 jkali juara Piala dunia, ia pensiun dari team
nasional Brazil pada tahun 1970.Namun atas permintaan Cliuve Toye, presiden
klab sepakbola New York, Cosmos ia bergabung dengan Santos dari tahun 1975
hingga 1978,umtuk membuat jutaan rakyat Amerika terpesona pada permainan ini.
Secara keseluruhan, Pele telah mencetak 1282 gol dalam 22 tahun, dan merupakan
dutabesar olahraga untuk cabang yang dicintainya bagi seluruh dunia.
Pembaca, untuk sementara postingan sampai disini dulu (10 atlit), dan tidak semua atlit ditampilkan gambarnya. Pada postingan berikutnya akan saya lanjutkan 10 atlit lainnya, atau lihat saja di balaman ini -> Atlit berprestasi di seantero dunia
Demikianlah, semoga terinspirasi.
Demikianlah, semoga terinspirasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar