Gagasan-gagasan baru Isaac
Newton
Ketika itu Isaac Newton berada pada
masa hidup dibawah naungan gedung-gedung Cambridge, tak disangka ketika itulah
Newton mulai merumuskan cikal bakal teori tentang gaya dan gerak yang kelak
akan membuatnya termasyhur. Dari sini pula, ia mengembangkan gagasan-gagasannya
tentang sifat cahaya serta bagaimana sepotong kaca yang bentuknya khusus, disebut
prisma yang dapat menggunakan cahaya ke dalam warna-warna pelangi dari merah
hingga ungu. Dan jalan-jalan bersusun batu di Cambridge serta di bawah keteduhan
menara-menara kota itulah Isaac Newton pertama kali berpikir tentang gravitasi
serta gagasan-gagasan lain yang bertahun-tahun kemudian diakui oleh seluruh
dunia.
Tetapi mula-mula ia harus memikirkan cara
untuk memahami secara menyeluruh gagasan-gagasan rumit tersebut. Newton tahu
bahwa ia harus menggunakan matematika tingkat lanjutan yang sangat tinggi.
Untuk mengungkapkan rahasia alam semesta. Ia harus mempelajari segala sesuatu
yang berkaitan dengan itu. Berkat pernyataan penulis pertama biografi Newton
sebagai berikut : “Berdasarkan pengamatan saya sendiri, walaupun Sir Isaac
seorang yang sangat serius menganut pola pikir yang teratur, namun saya sering
melihatnya tertawa, dan dalam kesempatan-kesempatan yang agak santai ia sering
melontarkan pepatah-pepatah yang kadang-kadang jenaka. Dalam pergaulan ia sangat
luwes, sopan, dan ramah. Ia juga mudah tersenyum, atau bahkan terbahak.....Bila
sedang bersama-sama, ia tidak ingin sendiri, bahkan mau mendengarkan orang
lain.” ~ W. Stukeley, Penulis pertama
biografi Newton.
Penemuan
Pada suatu Minggu
sore di awal musim semi tahun 1664, Isaac Newton dan John Wickins secara iseng
berjalan-jalan ke sebuah pekan raya yang kebetulan sedang diselenggarakan di
Cambridge. Ketika keduanya berjalan dari satu stand ke stand lainnya, mereka
terpaku pada sebuah benda aneh yang berkilauan ketika terkena cahaya matahari
sore. Benda itu adalah sebuah prisma. Isaac tertarik karena keindahannya dan
terpesona oleh kehalusan permukaannya. Dan naluri ilmiahnya membuat ia langsung
menyadari bahwa dengan benda itu ia akan dapat bereksperimen, kerena itu ia
membelinya. Begitu kembali ke asrama, ia mulai bereksperimen dengan prisma
tersebut. Berikut cuplikan dari Isaac Newton : “ Aku terus menekuni teka-teki
ini, dan menunggu sampai sinar pertama sang surya mengintip perlahan-lahan,
sedikit demi sedikit hingga akhirnya menerangi pagi yang indah”.
Efek Pelangi
Newton mulai meneliti sifat-sifat
cahaya sejak pertama kali melihat prisma kaca di sebuah pekan raya di
Cambridge. Dalam eksperimennya yang pertama, ia menjumpai bahwa apabila seberkas
cahaya putih dipancarkan melalui sebuah prisma, prisma tersebut menguraikannya
menjadi sebuah pelangi. Tatanan cahaya yang teruarai ini disebutnya spektrum,
dan pita-pita cahaya yang tampak olehnya adalah dari warna ungu di bagian atas
hingga merah di bagian bawah.
Gravitasi
Ketika masih tinggal di kampus, Isaac
Newton pernah berkelakar tentang gagasan bahwa beberapa gaya dalam alam bekerja dari
jarak jauh. Gagasan bahwa sebuah benda dapat mempengaruhi benda lain meskipun
keduanya tidak terhubung dengan kawat atau tali dipandang tidak lumrah sehingga
hanya sedikit ilmuwan yang berani membayangkan hal itu. Meskipun demikian
bukti-bukti semakin kuat bahwa gaya yang dimaksud sungguh ada, misalnya gaya
yang menyebabkan planet-planet tetap dalam lintasan masing-masing. Berikut ini
salah satu biografinya : “Yang penting bagi Newton, ia mengenali kemampuannya
sendiri karena ia memahami kebermaknaan hasil-hasil perolehannya, Ia tidak
sekedar membandingkan dirinya dengan prestasi rata-rata orang Cambridge, lebih
dari itu, ia menyejajarkan dirinya dengan tokoh-tokoh terkemuka di kalangan
ilmuwan Eropa yang buku-bukunya telah dibacanya" ~ Richard Westfall, dari biografinya, “Never at Rest”. Dan biografi
lainnya sebagai berikut : “Newton adalah orang pertama yang melihat dengan
jelas bahwa sebuah penjelasan bila perlu atau mungkin boleh diberikan
belakangan. Mula-mula ia mengumpulkan fakta-fakta, lalu membentuk teori yang
cocok dengan fakta-fakta tersebut dan dapat disekspresikan secara matematik.
Selanjutnya dengan matematika dan logika ia mendeduksi akibat-akibat teorinya,
dan sekali lagi memperbandingkannya dengan fakta-fakta melalui pengamatan dan
percobaan, kemudian melihat apakah kesesuaian antara keduanya sudah lengkap”. ~
W C. Dampier
Isaac Newton
Dosen matematika
Tidak lama sesudah kejadian saat Nicolas Mercator (seorang pakar matematika dari Denmark), menerbitkan sebuah buku
berjudul Logarithmotechnia, dan setelah
Isaac membacanya dan terkejut serta panik, karena Mercator menulis tentang
jurus-jurus matematika dimana Newton sendiri telah menemukannya jauh sebelum
itu, singkatnya karena Isaac belum menerbitkan karyanya, dan satu-satunya orang
berpengaruh yang tahu bahwa dialah orang pertama yang menemukan cabang
matematika baru itu adalah Isaac Barrow. Newton meminta bantuan Isaac Barrow, untuk menerbitkan
naskah asli secara anonim dan mengedarkannya di kalangan rekan-rekannya
yang berpengaruh bauik di Inggris maupun di daratan Eropa. Hanya dalam tempo
dua hari, Newton telah memperbanyak makalahnya dan selanjutnya Isaac Barrow
segera mulai mengedarkannya. Setelah itu Isaac Barrow memutuskan untuk
mengundurkan diri sebagai dosen matematika di Trinity College karena bermaksud
memperdalam studinya sendiri. Ia mencalonkan Newton sebagai penggantinya. Rektor
universitas menyetujui usulan ini sehingga, dalam usianya yang baru dua puluh
enam tahun, Isaac Newton menjadi dosen matematika yang paling muda di
Cambridge.
Berikut ini biografi lainnya : “Perhatian, kebijaksanaan,
dan sikap hati-hati adalah suatu bagian yang mendasar dari sifat Newton. Kecenderungan
dasar untuk selalu gembira dalam dirinya, seperti juga tendensi untuk kurang
ramah, akan menjadi kuat. Berasal dari lapisan bawah keluarga baik-baik, ayahnya
tak dapat memberikan sesuatu untuk namanya, Newton menghadapi kesulitan dalam
keluarganya untuk memehami minat intelektualnya; seorang genius tidak mudah
dipahami ketika ia masih hidup dan ia baru bisa dihargai setelah meninggal
dunia” ~ Rupert Hall. kemudian masih
dari biografinya Richard Westfall : “Newton...terlalu mendambakan hasil yang
paling sempurna, karena itu hampir tidak pernah yakin bahwa karyanya siap untuk
diterbitkan”. ~ Rupert Westfall, dari
biografi “ Never at Rest”
“Karya besar Isaac Newton Principia Mathematica, yang ditulisnya
hanya dalam delapan belas bulan, diterbitkan dalam tahun 1687. Buku ini memuat
seluruh karya penelitiannya mengenai mekanika dan oleh banyak orang dianggap
sebagai karya ilmiah paling besar yang pernah dihasilkan manusia”. ~ James Carvell, dari “Famous Names in
Engineering”.
Sebuah konsep yang praktis
Dalam waktu bebertapa tahun saja sesudah
Principia diterbitkan, gagasan tentang kelembaman, serta akibat-akibat keua
hukum yang lain, telah mulai mengubah cara berpikir para ilmuwan dan rekayasawan
lain. Mereka menyertakan hukum-hukum Newton dalam perancangan mesin-mesin dan
peralatan-peralatan ilmiah, jam dan alat-alat beroda, atau apa pun
yang menyangkut bagian-bagian bergerak. Isaac Newton telah meletakkan dasar-dasar
untuk pembentukan babak yang sama sekali baru dalam dunia ilmiah, yang
sekaligus melicinkan jalan menuu terjadinya revolusi industri.
Penerapan di zaman modern
Arsitek dan insinyur sipil juga
memperoleh manfaat dari Principia.
Hukum-hukum Newton tentang gaya membantu memecahkan maslah-masalah dalam
pembangunan struktur-struktur yang modern serta gedung-gedung pencakar langit
yang megah seperti gedung Empire State
di New York. Sampai sekarang hukum-hukum Newton masih menjadi landasan bagi
bidang rekayasa mekanik modern.
Tahun-tahun terakhir
Selama lebih dari dua piluh tiga tahun
berikutnya ia tetap menduduki jabatan puncak baik dalam lingkungan cendekiawan
maupun dalam pengabdiannya sebagai pegawai negeri. Ia tidak menerbitkan
karya-karya besar lagi, namun dua karya ilmiah terbesar yang telah
dipersembahkannya kepada dunia sudah lebih dari cukup. Dua karya yang membahas
bidang-bidang fisika yang sama sekali berbeda.
Pada tahun yang sama dengan saat Opticks
diterbitkan, Isaac Newton dianugerahi status ksatria sebagai imbalan
jasa-jasanya. Dialah ilmuwan pertama yang boleh menyandang gelar Sir di depan
namanya.
Sir Isaac Newton
Warisan Newton
Sir Isaac Newton meninggal pada tanggal
20 Maret 1727, dalam usia delapan puluh empat tahun, sesudah menderita sakit
dan berbaring di tempat tidur selama beberapa bulan. Jenazahnya dikuburkan di pemakaman
raja-raja, ratu-ratu dan bangsawan tinggi Inggris di Westminister Abbey London
pada tanggal 4 April. Begitu terhormatnya ilmuwan ini selama hidupnya sehingga
seminggu sebelum dimakamkan, jenazahnya disemayamkan dahulu di Abbey, sebuah
prosedur penghormatan yang biasanya hanya berlaku bagi keluarga raja. Sulit
untuk menyangkal sumbangan Sir Isaac Newton kepada dunia ilmu pengetahuan. Bagi
banyak orang, ia dipandang sebagai ilmuwan terbesar dalam sejarah. Ia memang
seorang yang berwatak keras dan pendebat sehingga ia tidak pernah bisa menerima
kenyataan bahwa ada orang lain yang berbeda pendapat dengan dia. Ia akan
berjuang mati-matian melawan penentangnya sampai menang. Oleh karena itu, cukup
banyak juga orang yang tidak menyukainya. Tampaknya ia semakin eksentrik di
hari tuanya, begitu sukanya ia dilukis sehingga setiap dua atau tiga tahun ia
minta dibuatkan yang baru. Ini sebabnya mengapa potret si tua Newton tersisa
cukup banyak sampai sekarang. Ia tidak pernah menikah sehingga tidak mempunyai
ahli waris. Tanah pertanian yang diwarisi dari ayahnya diambil oleh keturunan
dari ayah tirinya, Barnabas Smith, akan tetapi, Newton telah meninggalkan
sesuatu yang jauh lebih berharga ketimbang kekayaan materi. Ia menciptakan cara
yang paling tepat untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan.
Sekarang, lebih dari 350 tahun sesudah
kelahirannya, para para ilmuwan di seluruh dunia dan di semua bidang studi masih
menggunakan prinsip-prinsip serta gagasan-gagasan yang diletakkan oleh manusia
mengagumkan ini, Sir Isaac Newton.
Demikianlah untuk postingan kali ini, bacaan
yang telah saya rangkum dari berbagai sumber, semoga dapat menjadi bahan
inspirasi, dan menambah wawasan.
Sumber : Wikipedia, Ilmuwan yang
mengubah dunia (alih bahasa) by : Michael White (Gramedia)