Pada kesempatan ini saya memposting
artikel tentang penggubah (komposer) yang pernah terkenal di zamannya bahkan
sampai saat ini, seantero dunia telah mengetahuinya. Pengalaman-pengalaman dan
relasi sosial dengan penggubah lainnya. Banyak penggubah dan musikus-musikus
yang terinspirasi olehnya. Dengan menggunakan kosa kata dan kalimat yang telah disunting serta alih
bahasa, sesuai dengan bahan pustaka yang
ilmiah dan empiris, walaupun kisah hidup dan perjalanan komposer ini hanya
secara ringkas saya mencoba menyajikannya, mudah-mudahan dapat menghibur,
menginspirasi atau menjadi bahan cerita menarik, dan diharapkan pembaca dapat
memahaminya.
Ludwig Van Beethoven
Ketika seluruh dunia merayakan 200
tahun kelahirannya pada tahun 1970, di Indonesia para pecinta musik mengadakan
pergelaran musik dan pameran foto-fotonya. Orkes Simfoni Jakarta dibawah
pimpinan Adidharma membawakan beberapa karya besarnya di TIM. Di IKJ masih ada
patung dadanya hingga saat ini.
Musik klasik merupakan musik universal, sehingga
dapat diterima dan dinikmati dimana-mana. Latar belakang kehidupan dan musik
Beethoven, kita dikenalkan dengan suatu masa yang sedang bergolak di Eropa.
Yaitu mendekatnya Revolusi Prancis dan Napoleon. Sang Komponis percaya Napoleon
akan membawa perubahan, tetapi ternyata Napoleon hanya ingin kekuasaan.
Beethoven dilahirkan di Bonn dan
hidup hingga kematiannya di Wina. Suatu karya besarnya yaitu Simfoni “Eroica
(Kepahlawanan)” yang dipersembahkannya kepada ahli perang itu dibatalkannya.
Yang melatar belakangi cara cipta
(style/gaya) komposer besar ini adalah aliran yang dipelopori antara lain oleh
Haydn dan Mozart. Jiwa memberontak dan revolusioner Beethoven diimbangi oleh
keseimbangan klasik. Ia mengutarakan kehidupan manusia, pergulatan, suka dan
duka. Menurut penyelidikan, repertoar musik dimana-mana memberikan tempat yang
banyak kepada karya-karya Beethoven.
Cara cipta Beethoven istimewa
sekali, Ia sungguh-sungguh menguasai segi penciptaannya. Daya ucap dan sifat
tiap alat musik ia kenal baik. Ia kaya dengan melodi, harmoni dan warna.
Musiknya transparan (jelas), sehingga membuatnya serba indah dan padu. Hal ini
termasuk pada kemahirannya mengorkestrasikan dan menginstrumentasi. Ia menjadi tuli pekak (indra pendengarannya)
hingga pada akhir hidupnya. Tapi justru kepekakannya melahirkan karya-karya
besar berupa kuartet-kuartet gesek dan simfoni terakhirnya. Ia sering jatuh
cinta, tapi tiada gadis atau perempuan yang membalasnya dengan tegas. Kalau
begitu, cinta yang paling besar adalah karya musik (komposisi) gubahannya ?. Ia
hidup miskin di ujung hidupnya sama seperti Mozart. Kepada penerbitnya, ia
seakan-akan seorang pengemis. Beethoven tidak pernah menikah, tidak mempunyai
tempat tinggal tetap.
Bukan Beethoven tidak mengenal kesenangan,
pernah dalam waktu yang singkat ia memperoleh honorarium mengajar. Honorarium
ciptaan-ciptaannya lumayan. Para bangsawan
ada yang membantu dapat uang bulanan tetap, semata-mata karena ciptaannya
bagus.
Ketika Napoleon merebut kota
Wina, ia mengemukakan bahwa Beethoven adalah orang yang besar. Saat itu sang penakluk hadir pada suatu pesta
dan memperhatikan sang komposer. Contoh karya-karya gubahan Beethoven
diataranya : simfoni ke-6 opus 68 dalam
F terts besar yang terkenal dengan Simfoni Pastoral (Bagian II), konserto biola
pada opus 61 dalam D terts besar, kuartet gesek opus 132 dalam a kecil, ciptaan
“kecil” Fuer Elise atau Für Elise untuk piano, komposisi ini ada beberapa
versi, ada yang berdurasi panjang hingga 60 menit, ada pula yang singkat
sekitar 2 menitan. Pernah suatu waktu anak didik saya (anak SMP) ketika berlatih main piano menanyakan
komposisi ini, dia memberi kode
intronya, dan dia ingin mengetahui apa judul salah satu komposisi yang tidak asing ternyata milik komposer ini. Saya jelaskan padanya untuk membawakan komposisi ini diperlukan
penghayatan, dan kesabaran. (red.). Baiklah saya lanjutkan... Karya
lainnya adalah Menuet dalam G untuk
biola dan piano.
Simfoni Pastoral (Bagian II) mengisahkan tibanya komposer di tepi danau (Szene am Bach) di hutan Kota Wina,
tempat Beethoven menggambarkan nyanyian burung-burung bulbul (Nachtigal) pada suling, puyuh (Wachsel) pada obo, dan kukuk pada
clarinet. Ia mencatatkan “lebih banyak pernyataan perasaan daripada lukisan
biasa” (Mehr Ausdruckder Erspfindung als malerei).
Mengenai konserto biola, pemain biola kenamaan Yehudi Menuhin yang gemar
memainkannya, mengatakan bahwa dalam kepustakaan musik biola ada dua karya yang
terbesar yaitu konserto biola ini dan Partita (Suita atau suatu rangkaian tari
instrumental) dalam D minor Bach. Kuartet gesek opus 123 merupakan ungkapan
derita sakit (krisis) Beethoven menuju penyembuhan batiniah karena tuli dan
terasing. Sonata Patetik yang dimainkan oleh pianis besar Arthur Rubinstein
seakan-akan becakap-cakap dengan dirinya sendiri. Halus, lembut, dan penuh rasa
iba. Mengesankan sekali.
Gubahan musik karya Beethoven yang disenangi di
mancanaegara
Beethoven semasa masih muda sudah
terlihat bakatnya yang luar biasa. Sejak tahun 1787 Beethoven sebagai pemuda
tinggal di kota Wina (Austria). Tidak lama tinggal di Wina, ia kembali ke Bonn,
kota kelahirannya, saat itu ia menerima kabar ibunya sakit keras. Ia sempat
bertemu dengan Mozart yang sedang mencapai masa gemilangnya. Mozart lahir tahun
1756, sedangkan Beethoven 1770. Pada mulanya Mozart enggan menerima anak-anak
muda yang biasanya hanya datang untuk memperdengarkan sesuatu yang telah dihafal,
atau suatu karya pamer. Setelah Beethoven muda memperdengarkan permainannya,
Mozart tidak hanya memberikam pujian. Hal ini diketahui Beethoven, maka ia
meminta kepada sang guru supaya ia
diizinkan untuk memainkan sesuatu yang baru. Sebuah tema dengan fantasi bebas.
Jika mendapatkan kesempatan demikian, maka Beethoven bagus sekali permainannya.
Ia mencurahkan seluruh perasaan pada piano sedemikian rupa. Apalagi terdorong
dan terangsang oleh kehadiran sang guru yang sangat ia hormati
Beethoven muda
Pada suatu hari Beethoven bertemu
dengan komposer yang jauh lebih tua bahkan lebih tua dari Mozart, yaitu bernama
Haydn. Haydn lahir tahun 1732. Haydn hidup hingga mencapai usia lebih dari 70
tahun. Haydn selalu ramah terhadap komposer muda, termasuk Beethoven. Saat
Haydn meminta pendapat Haydn mengenai karya-karyanya yang pertama, Haydn
berkata : “Anda berbakat sekali, Anda akan mendapatkan yang luar biasa lagi.
Daya khayal Anda merupakan sumber pikiran yang tidak habis-habisnya”. “Anda
mempunyai khayalan yang belum dipunyai orang lain. Anda tidak terikat pada
peraturan mencipta yang ada, sesuai dengan perasaan-perasaan anda. Saya
mempunyai kesan bahwa Anda adalah orang yang mempunyai banyak pikiran cemerlang,
banyak perasaan, jiwa besar, tetapi anda mudah marah”. “Teruskan Pak, pandangan
Bapak, saya curiga jika Bapak tidak meneruskan,”, pinta Beethoven muda.
“Baiklan”, jawab Haydn. “ Ada selalu yang aneh-aneh pada Anda. Orang akan
mendapatkan yang indah-indah dalam karya-karya Anda. Bahkan bagian-bagian yang
mengagumkan tetapi di sana-sini ada yang
suram, karena Anda sendiri adalah suram dan aneh”. Demikianlah beberapa
percakapan antara Beethoven dan Haydn.
Gbr kiri : Mozart ketika muda
Wolfgang Amadeus Mozart
dan bawah kanan : Hayden
Franz Joseph Haydn
Beethoven termasuk komposer yang
paling disenangi karya musiknya di seluruh dunia. Termasuk di Jepang dan di
Korea. Di Jepang menjelang peringatan 200 tahun kelahiran Beethoven diadakan
perayaan besar-besaran dengan menggelarkan karya-karyanya lewat radio dan
televisi.
Simfoni Ketujuh Beethoven
Simfoni ketujuh diselesaikan Beethoven pada tahun 1812 Tanggal dan tahun yang pasti pergelaran pertama adalah 8 dan 12 Desember 1813 di ruang besar Universitas Wina. Pergelaran amal tersebut diadakan untuk para prajurit Bayern dan Austria yang cacat ketika terjadi pertempuran di Hanau dekat Frankfurt pada
tanggal 30 dan 31 Oktober 1813. Ini salah satu peperangan terakhir Napoleon
Bonaparte ketilka harus mundur dari Rusia menghadapi tentara gabungan. Orkes
yang dipimpin oleh Beethoven ini beranggotakan musikus-musikus terkenal yaitu :
Hummel, Salieri, Spohr, Moschels, dan Schuppanzigh. Pada pergelaran ini orang melihat dengan
jelas, bagaimana pada bagian-bagian permainan piano dari komposisinya, Beethoven
tidak dapat mendengarkan lagi bunyi musiknya. Yang paling jelas ketika ia tiba
pada suatu bagian dari allegro pertama simfoninya. Disitu terdapat dua jeda dan
yang keduanya adalah pianissimo (sangat lembut). Agaknya hal ini tidak diingat
oleh sang komposer, sebab ia mulai lagi memberikan aba-aba ketika orkes belum
sampai pada jeda kedua. Pada pianissimo tersebut ia sudah mendahului orkes
sebanyak kurang lebih dua belas birama (matra).
Pergelaran itu sukses, biarpun
bagian keduanya harus diulang. Para pecinta musik menyukai simfoni ketujuh karena
lebih menyerupai sebuah suita tari daripada sebuah simfoni. Penjelasan ini
didapat dari Spohr, musisi yang kala itu baru pertama kali pengalaman menjadi
dirigen pada pergelaran bersama Beethoven, seperti yang diceritakan.
Kuartet-kuartet gesek terakhir
Beethoven
Beethoven menempuh jalan hidup
menuju kegembiraan dalam perjuangannya melawan kegetiran moril dan materil. Ada
perjalanan yang panjang dan luas pada simfoninya yang menandakan saat-saat
besar nasib kehidupannya. Dan akhirnya,
ada jalan yang sunyi pada kuartet-kuartet geseknya. Kuartet-kuartet gesek
merupakan bentuk seni yang paling abstrak. Beethoven telah menjadi contoh.
Dalam tiap pernyataannya, ia berpegang pada satu cara atau metode. Mula-mula ia
menguji kesan-kesannya dan mencobanya pada piano, lalu memberikan kepada
simfoni gaungnya yang monumental. Sebagai penutup, ia membuat sintesis
hasil-hasilnya dalam kuartet gesek.
Kuartet-kuartet terakhir dipesan
oleh bangsawan Nikolaus Galitzin. Setelah itu, Beethoven menulis musik semata-mata
untuk dirinya sendiri. Sang maestro sudah tuli sekali dan hanya
mendengarkan bunyi-bunyi batinnya.
Pembaca, uraian tentang penjelasan
dari isi simfoni ke-8 dan ke-9 tidak sepenuhnya saya kemukakan, tetapi pada
bagian ini ada hal yang menarik, masih tentang kuartet-kuartet gesek. Ada hal
yang berhubungan dengan seorang dokter Kardiolog (ahli penyakit jantung), dia berasal
dari keluarga dokter, ia adalah Dr. Ivan Mahaim. Bapaknya adalah seorang psikiater
asal Belgia dan suka bermain kuartet sebagai amatir. Ibunya suka bermain piano.
Anak lelakinya juga seorang kardiolog yang gemar bermain celo dan menjadi
anggota Kuartet Mahaim.
Ivan Mahaim tertarik kepada
kuartet-kuartet terakhir Beethoven dan masalah fuga opus 133. Ia menulis dua
jilid buku Beethoven, Naissance et
Renaissance des Derniers Quators (Beethoven
dan kuartet-kuartetnya yang terakhir). Kedua buku itu pada intinya
menjelaskan bagaimana seorang kardiolog (ahli penyakit jantung), yang sibuk dengan
tugasnya meluangkan waktu untuk mengadakan penyelidikan terhadap
kuartet-kuartet sang komposer. Secara sistematis, ia meneliti riwayat
komposisi-komposisi tersebut dengan menggunakan bermacam-macam dokumen. Ada korepondensi, dokumen konversationshefte (tulisan percakapan
Beethoven), resensi, susunan kuartet, dan pergelaran. Mahaim mempelajari ke-19
hingga abad ke-20. Dari masa Beethoven sampai sekarang.
Perkumpulan kuartet dari seluruh
dunia yang pernah memainkan komposisi Beethoven
terdapat dalam buku-buku Mahaim. Formasi dapat berubah tapi hal ini ia teliti dengan seksama. Ia memberikan
pandangan pribadi mengenai sekian banyak nama dan program. Seperti mengenai
Schuppanzigh yang merupakan primaries pada kuartet “pribadi” Beethoven,
mengenai Kuartet Mueller bersaudara,
Kuartet Joachim dari London, Kuartet Brodsky dari Jerman (Leipzig). Kita dapat
menelusuri kuartet Beethoven melalui Rusia, Austria, Prancis, Hungaria, Amerika
dan seterusnya. Secara ikonografis menarik untuk mengetahui bagaimana susunan
sepanjang kuartet sepanjang masa yang berubah ubah. Perhatian besar diberikan
kepada penerbitan kuartet-kuartet. Banyak judul diterbitkan pada penerbitan
pertama. Koleksi belum legkap jika tidak disebutkan programa dan dukumen-dokumen.
Yang penting adalah programa Beethoven
Quartett Society dari London yang sejak tahun 1845 mempertunjukkan secara besar-besaran
kuartet-kuartet gesek Beethoven. Baru 43 tahun kemudian inisiatif ini diikuti.
Mahaim menambahkan dokumentasi kuartet-kuartet dengan sejumlah tulisan pers.
Hal ini menunjukkan bagaimana para kritikus menyambut kuartet-kuartet terakhir
Beethoven terdapat pada surat-surat dan komentar-komentar lainnya yang juga
dibicarakan.
Dalam buku ke-1, dikupas masalah
kuartet-kuartet opus 127, 132, dan 130 yang dipesan Galitzin. Fuga besar
(Grosze Fuge) selama 10 tahun tidak mendapatkan penghargaan masyarakat, begitu
pula di kalangan pers. Dalam buku ke-2,
Mahaim mengantar kita ke ruang kerja Beethoven. Keasyikan menganalisis ini
timbul juga pada dirinya. Ia menerangkan prinsip-prinsip bentuk fuga, menyusul
suatu bab tentang Beethoven dan fuga. Analisis tentang kuartet opus 133 yang
oleh dirigen Ernest Ansermat disebut “theme
idée”. Mahaim mengemukakan bahwa Beethoven selama 2 tahun menulis sebuah
Uvertur pada nama Bach. Pada tema opus 133 terdapat sel (inti) B.A.C.H. Ia pada
penutup menyajikan penelitian yang mendalam tentang hubungan tematis antara
kuartet opus 132, 130, dan 131. Ia menyebutnya sebuah trilogy.
Setelah menunjukkan kesatuan organis
antara fuga dan bagian-bagian kuartet opus 130, ia menerangkan bahwa sebenarnya
fuga pada mulanya dimaksud Beethoven sebagai final. Demikianlah garis-garis
besar yang terdapat dalam buku ke-2 Mahaim, yang bagi kita di Indonesia masih
serba baru.
Pembaca, untuk saat ini saya cukupkan dulu postingan
artikel tentang Beethoven, pada kesempatan berikutnya akan saya lanjutkan dengan postingan
mengenai Maesenas (pelindung seni) Beethoven, surat-surat wasiatnya, penyakit
yang diderita, kekasih abadinya, cuplikan
kisah singkat kehidupannya, kemudian saya tambahkan salah satu karya
gubahannya. Walaupun masih jauh dari sempurna, semoga dapat memberikan ilmu dan
wawasan bagi yang telah membacanya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar