Pada postingan sebelumnya saya pernah menulis mengenai Etika dan moral, DISINI beberapa bulan yang lalu. Nah pada kesempatan kali ini khusus menjelaskan definisi atau istilah-istilah yang berkaitan dengan etika, sebagai kelanjutan dari postingan yang terdahulu. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, mengenai pengertian etika. Etika berasal dari bahasa Yunani “Ethos” yang artinya watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Disini saya tambahkan pengertian dari Etika.
Etika menurut para ahli :
Aristoteles : Etika adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari suatu problema tindakan manusia, dan mendefinisikan etika menjadi 2 pengertian yaitu: Terminius Technicus dan Manner and Custom.
Soegarda Poerbakawatja : Etika adalah Ilmu yang memberikan arahan, acuan, serta pijakan pada suatu tindakan manusia.
K. Bartens : Etika adalah nilai dan norma moral yang menjadi suatu acuan bagi manusia baik individual maupun kelompok dalam mengatur tingkah laku.
H.A.Mustafa : Etika sebagai ilmu yang menyelidiki terhadap suatu perilaku baik atau buruk dengan memerhatikan perbuatan manusia sejauh apa yang diketahui oleh akan serta pikiran manusia
.
DR. James J. Spillane SJ : Etika adalah mempertimbangkan suatu tingkah laku manusia di dalam mengambil keputusan yang berhubungan dengan moral. Berhubungan dengan akal budi secara objektif guna menentukan benar atau salah serta tingkah laku seseorang terhadap lainnya.
DR. James J. Spillane SJ : Etika adalah mempertimbangkan suatu tingkah laku manusia di dalam mengambil keputusan yang berhubungan dengan moral. Berhubungan dengan akal budi secara objektif guna menentukan benar atau salah serta tingkah laku seseorang terhadap lainnya.
W.J.S. Poerwadarminta : Etika adalah ilmu pengetahuan tentang perilaku manusia yang dilihat dari sisi baik dan buruknya yang sejauh mana dapat ditentukan oleh akal manusia.
Etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan moral yang merupakan istilah dari bahasa Latin, yaitu “Mos” dan dalam bentuk jamaknya “Mores”, yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan menghindari hal-hal tindakan yang buruk. Etika dan moral lebih kurang sama pengertiannya, tetapi dalam kegiatan sehari-hari terdapat perbedaan, yaitu moral atau moralitas untuk penilaian perbuatan yang dilakukan, sedangkan etika adalah untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang berlaku.
Etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan moral yang merupakan istilah dari bahasa Latin, yaitu “Mos” dan dalam bentuk jamaknya “Mores”, yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan menghindari hal-hal tindakan yang buruk. Etika dan moral lebih kurang sama pengertiannya, tetapi dalam kegiatan sehari-hari terdapat perbedaan, yaitu moral atau moralitas untuk penilaian perbuatan yang dilakukan, sedangkan etika adalah untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang berlaku.
Baiklah berikut ini beberapa istilah dan definisi dalam pemikiran etika :
Ø Etika Nichomachean, menurut Aristoteles (382-322 SM) atau Etika Nikomakea memusatkan
perhatian pada pentingnya membiasakan berperilaku bajik dan mengembangkan watak
yang bajik pula. Aristoteles menekankan pentingnya konteks dalam perilaku etis,
dan kemampuan dari orang yang bajik untuk mengenali langkah terbaik yang perlu
diambil. Aristoteles berpendapat bahwa eudaimonia adalah tujuan hidup, dan
bahwa usaha mencapai eudaimonia, bila dipahami dengan tepat, akan menghasilkan
perilaku yang bajik.
Ø Etika Hellenistik (Aristoteles), di era kerajaan
Kaisar Aleksander Agung (356-323 SM) ; Merupakan rangkaian tambahan pada
pandangan Aristoteles tentang pemenuhan dan kebahagiaan manusia. Filsafat
helenisme berasal dari filsafat hellens (nama orang) termasuk kaum zabaniyah,
yang mencari kebenaran melalui akal. Filsafat Hellenisme menurut pengertian
etika adalah “Manusia hendaknya mengikuti saja suratan takdir dan penentuan
alam baginya. Dengan demikian, ia akan mencapai harmoni dengan alam yang akan
membawanya kepada kebahagiaan.
Ø Determinisme Ekonomi, menurut Karl Marx (1818-83); Marx menyatakan sejarah sebagai
serangkaian masa yang dibedakan hanya oleh “mode produksi” ekonomi yang
langsung membagi kelas-kelas dan perjuangan yang tida terelakkan di antara
mereka.
Ø Utilitarianisme, teori yang digagas Jeremy Bentham
(1748-1832); serta oleh muridnya yaitu John
Stuart Mill (1806-1873), Rudolph Ritter von Jhering (1818-1892); Menyatakan bahwa
tindakan dan kebijakan perlu dievaluasi berdasarkan manfaat dan biaya yang
dibebankan pada masyarakat. Jeremy Bentham sering dianggap pendiri
utilitarianisme tradisional. Bentham berusaha mencari dasar objektif dalam
membuat keputusan yang mampu memberikan norma yang dapat diterima publik dalam
menetapkan kebijakan dan peraturan sosial. Dasar yang objektif adalah dengan
melihat pada berbagai kebijakan yang dapat ditetapkan dan membandingkan manfaat
serta konsekuensi-konsekuensinya. Tindakan yang tepat dari sudut pandang etis
adalah dengan memilih kebijakan yang mampu memberikan utilitas yang besar. Secara
singkat, prinsip utilitarian menyatakan bahwa :
Suatu tindakan dianggap benar dari sudut pandang etis jika dan hanya
jika jumlah total utilitas yang dihasilkan dari tindakan tersebut lebih besar
dari jumlah total utilitas oleh tindakan yang dapat dilakukan.
Ø Pluralisme, menurut John Stuart Mill (1806-73);
Masyarakat yang sehat adalah masyarakat dengan beragam individu dan gaya hidup.
diilhami oleh modernisme atau
liberalisme agama. Ada faktor – faktor lain yang memunculkan liberalisme agama.
Untuk memahami lebih jauh, ada baiknya jika kita memahami terlebih dahulu
secara garis besar perkembangan sejarah dan prinsip-prinsip pemikiran
liberalisme agama dan politik.
Ø Skeptisisme Radikal, menurut David Hume
(1711-76); Menurutnya, semua pengetahuan pada dasarnya harus melalui indra kita.
Dalam situasi apa pun, tindakan atau kebijakan yang “benar” adalah yang
memberikan manfaat paling besar atau biaya paling kecil (bila semua alternatif
hanya membebankan biaya bersih). Sebuah
prinsip moral yang mengklaim bahwa sesuatu dianggap benar apabila mampu menekan
biaya sosial (social cost) dan memberikan manfaat sosial (social benefit). Dalam
pemikiran Hume ada skeptisme ekstrem radikal, bentuk keraguan ekstrem atas
kemungkinan bahwa kepastian dalam pengetahuan merupakan hal yang biasa dicapai.
Salah satu konsep mendasar tentang filsafat sains adalah empirisme, atau
ketergantungan pada bukti. Empirisme adalah cara pandang bahwa ilmu pengetahuan
diturunkan dari pengalaman yang kita alami selama hidup kita.
Ø Perspektivisme, menurut Richard Mervyn Hare (1919-2002); Sebagai kelanjutan teori FriedrichWilhelm Nietzsche (1844 –1900 seorang tokoh pertama dari eksistensialisme
modern yang ateistis. Filsafat Nietzsche adalah filsafat cara memandang
‘kebenaran’ atau dikenal dengan istilah filsafat perspektivisme. Nietzsche juga
dikenal sebagai “sang pembunuh Tuhan” (dalam Also sprach Zarathustra). Ia
memprovokasi dan mengkritik kebudayaan Barat di zamannya (dengan peninjauan
ulang semua nilai dan tradisi atau Umwertung aller Werten) yang sebagian besar
dipengaruhi oleh pemikiran Plato dan tradisi kekristenan (keduanya mengacu
kepada paradigma kehidupan setelah kematian, sehingga menurutnya anti dan
pesimis terhadap kehidupan).
Etika Holistik.
Seorang Utilitarian tidak akan keberatan mengikutsertakan tumbuhan, bahkan tanah, batu dan air ke dalam lingkaran moral, mengingat hidup manusia yang mereka dukung. Etika Holistik mengajukan pentingnya moral pada satuan tidak bergerak seperti batu dan pohon atas dasar-dasar tertentu, dengan mengutip nilai intrinsik mereka atas “keragaman”,kesalinghubungan”, dan “kekayaan ekologi”, semua nilai kegunaan mereka pada manusia atau makhluk hidup lain.
Seorang Utilitarian tidak akan keberatan mengikutsertakan tumbuhan, bahkan tanah, batu dan air ke dalam lingkaran moral, mengingat hidup manusia yang mereka dukung. Etika Holistik mengajukan pentingnya moral pada satuan tidak bergerak seperti batu dan pohon atas dasar-dasar tertentu, dengan mengutip nilai intrinsik mereka atas “keragaman”,kesalinghubungan”, dan “kekayaan ekologi”, semua nilai kegunaan mereka pada manusia atau makhluk hidup lain.
Prinsip Antropik.
Dikembangkan oleh para kosmolog dewasa ini. Prinsip ini menyatakan bahwa jagat raya berevolusi secara spesifik untuk memberikan kesempatan bagi perkembangan kehidupan manusia~makhluk yang berkesadaran. Jika ini benar, manusia sangat beruntung telah selamat dari berbagai keganjilan universal. Oleh karena itu ada beberapa anggapan bahwa : Ancaman terbesar keselamatan kita adalah diri kita sendiri. Kita bisa membinasakan diri kita dan bumi kita dengan mudah melalui gabungan kebodohan yang egois dan teknologi yang mematikan (contohnya tekonologi nuklir), seperti yang pernah terjadi. Kita bisa menghadapi kenyataan bahwa kita hanyalah manusia dengan daya tangkap “pengetahuan” terbatas, yang kita dapatkan lewat peralatan persepsi dan konsepsi manusiawi, mungkin ada harapan untuk kita. Etika masih merupakan sesuatu yang bermanfaat untuk ditelusuri.
Demikianlah untuk postingan kali ini, semoga berguna.
Sumber :
- Mengenal Etika, For Beginners (Dave Robinson dan Chris Garrat)
- Pengertian.net
- academia.edu
- Pengertian.net
- academia.edu
Belajar dari kehidupan ini guys!
BalasHapusOk.
HapusNah di jaman now bagus tuh buat anak muda tuk dipelajari...wkwk
BalasHapusBetul brow
HapusEtika dan Filsafat
BalasHapus