02/10/12

Sikap Berempati


            Setiap manusia dilahirkan ke dunia ini pada mulanya sama, tidak berdaya, belum mempunyai kemampuan yang maksimal, ya hanya sesosok bayi yang perlu perhatian extra, dan membutuhkan care dari orang tua si bayi. Seiring berjalannya waktu, sedikit demi sedikit, kemampuan motorik, kognitif dan psikis semakin kompleks. Dan manusia mungil tadi akhirnya tumbuh menjadi person yang dinamis, yang dalam arti luas adalah seseorang yang aktif bergerak mengisi kehidupannya, ditengah manusia lainnya, berbaur dan berkiprah sesuai dengan fungsi dan potensinya.
            Namun terkadang manusia lupa, dibalik potensi yang ada, baik secara langsung maupun tidak dari aspek human relation, banyak yang terabaikan, kalau dalam bahasa jerman blasteran disebut 'pinter keblinger', banyak terjadi di tengah-tengah masyarakat, mengapa saya katakan demikian, ya karena saya mengalaminya, ya demikian pula orang lain. Karakteristik setiap manusia sangat unik, setiap perbedaan yang ada menambah warna dalam jagat ini, semua gagasan dipadukan dengan skill, daya kreatifitas dan kemampuan fisik tentunya, bersama-sama berkontribusi untuk menemukan tujuan yang ingin dicapai, disini tidak saya jelaskan apa tujuan tersebut, karena jika dipaparkan akan panjang dan tak ada habisnya.
            Apa yang saya maksudkan seperti kata yang digaris bawahi tadi, ya terabaikan untuk hal-hal dalam arti yang lebih luas lagi seperti, aspek komunikasi, mengambil keputusan, dan yang lebih spesifik misalnya sikap seseorang dalam berempati. Pengertian empati menurut Thomas F. Mader dan Diane C. Mader (1990), empati adalah kemampuan seseorang untuk share-feeling yang dilandasi kepedulian.  Kepedulian ini ada tingkatannya. Kalau mau merujuk pada teori kompetensi, tingkatan yang paling rendah adalah ketika kita baru dapat memahami ungkapan verbal, entah itu perasaan atau pikiran.(sumber : Karya Tulis Ilmiah)
             Mengapa saya ambil judul ini, karena berangkat dari pengalaman saya, belum lama ini terjadi, dan itu adalah hal yang biasa bagi saya pribadi, tetapi mungkin sebagian orang diluar sana ada yang tidak begitu saja menerima, ketika seseorang diabaikan, contoh hal-hal kecil saja, misalnya komunikasi verbal, atau non verbal, bahasa tubuh, dan banyak lagi. Well, semua itu bisa dilatih, apalagi bagi orang-orang muda atau 'orang tua masih muda', mumpung ada waktu bisa belajar dan memperbaiki sikap pada diri anda !
             Kembali kepada fitrahnya manusia, seperti sikap dan care yang dilakukan pada bayi tadi, alangkah baik ditanamkan setelah manusia beranjak dewasa, karena tidak hanya memikirkan ego pribadi semata, boleh kita mempunyai pendirian dan sikap, tetapi jangan lupa ada manusia lainnya yang berinteraksi dengan kita, selagi kita masih hidup. Pada akhirnya, alangkah baiknya kita memberi manfaat untuk orang lain, karena semua itu akan kembali kepada diri kita juga.
    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar