Belajar menghargai waktu
Setiap orang sebenarnya mempunyai cara
untuk me-manage penggunaan waktu
dalam hidupnya, baik dalam rutinitasnya, maupun acara-acara lainnya. Semakin
usia bertambah, ritme aktifitasnya mengalami tahap-tahap perubahan yang
berbeda-beda pada diri setiap orang. Sesuai apa profesi yang ada pada dirinya, masing-masing
memiliki cara dan kemampuan yang tidak sama, hal ini disebabkan kapasitas pada
diri orang yang berbeda pula, yang jelas di kehidupan dunia yang fana ini,
setiap problema dan masalah datang silih berganti, tergantung bagaimana pula
cara menyelesaikan masalah masing-masing individu. Inti dari ulasan kali ini
sebenarnya berbicara tentang bagaimana mengatur waktu atau lebih tepatnya
bagaimana cara menghargai waktu. Mengapa menghargai waktu ?, karena waktu
yang sesungguhnya dilalui tidak dapat diputar ulang. Kecuali kita melihat video
hasil rekaman seperti handycam atau camera
hp atau foto-foto dokumentasi misalnya. Semua itu hanya kenangan belaka.
Andai saja ada mesin waktu, dimana kita bisa masuk ke setiap zaman sesuka hati. Seandainya
saja kita bisa masuk ke era tahun 1000-an, mundur ke belakang !, atau bahkan
meloncat ke kehidupan masa yang akan datang, sehingga mengetahui kehidupan di
masa depan. Dulu saya pernah menyaksikan film (serial di TV) tentang mesin waktu, kalau tidak
salah judulnya Quantum Leap, dimana
sang pemeran utama dibawa ke kehidupan masa lalu, mengalami peristiwa-peristiwa
yang bersejarah di masa lalu, dan dia juga ikut mengalami gejolak yang terjadi
di zaman itu. Kemudian pada episode yang lainnya, dia masuk ke tahun yang
berbeda, bahkan ke masa yang akan datang dimana dia belum melaluinya. Saya tidak ingat tahun dibuatnya film tersebut, setiap adegan dibuat secara teknologi baik visual maupun non visual, trik-trik yang digunakan lumayan canggih, ada penggunaan teknologi hologram di tahun tersebut. Begitulah
memang sang suteradara film tersebut dituntut memiliki daya imajinasi yang tinggi
pula.
Kembali berbicara tentang waktu, demi masa,
sebenarnya manusia itu berada dalam kerugian...., selanjutnya silahkan pembaca menafsirkannya
sendiri !. Saya menulis tentang waktu kali ini, karena saya mengalami realita kehidupan
dari hari ke hari, dimana satu persatu orang-orang yang ada di sekitar saya pergi
meninggalkan saya, tahun demi tahun saya bersama orang-orang di sekitar saya
mengalami perubahan. Sebenarnya tidak ada yang abadi di dunia ini selain
perubahan. Baik disadari maupun tidak, waktu sangat berharga, kata-kata seperti
bom waktu, time is money, zaman edan
dan sebagainya adalah kata-kata yang berkaitan dengan waktu yang kita lalui.
Zaman dahulu ketika belum ada jam seperti sekarang diciptakan jam pasir, untuk
melihat dari sejak terbitnya matahari sampai tenggelam, menggunakan kayu atau tongkat yang
ditancapkan di tanah, sehingga melihat bayangan dari sinar matahari, sehingga
dapat melihat kapan pagi, siang, sore dan malam hari dilalui, dan diamati setiap saat, kemudian orang zaman dulu menciptakan penunjuk waktu seperti membuat tanggal dan
kalender sebelum ada kertas di masa itu.
Orang-orang penemu dari zaman dulu, terus
berpikir dan menciptakan penemuan-penemuan dan dikembangkan. Dan hingga kini,
setiap orang melihat almanak atau kalender baik yang tertulis di lembar kertas,
maupun yang berupa elektronik dan digital, semakin canggih. Ucapan ulang tahun
dari mulut ke mulut, dari surat-surat, telegram, telpon dan sms. Sebenarnya ketika
seseorang berulang tahun, maka jatah usianya semakin berkurang. Kemudian sudah
tidak asing di telinga, kita sering mendengar orang berkata : “maaf, saya tidak
ada waktu”, atau “buang-buang waktu saja”. Ada orang yang sengaja ‘membunuh
waktu’, padahal maksudnya menggunakan waktu tersebut untuk menunggu orang
misalnya, atau bermain pada waktu yang lumayan lama. Ada juga kata-kata :
menunggu adalah pekerjaan yang paling membosankan, bisa saja anggapan itu
benar, karena ini berkaitan dengan waktu, apalagi jika yang ditunggu terlalu
lama, sampai berjam-jam lamanya. Menunggu seseorang setelah janjian ketemu
misalnya, menunggu saat-saat diumumkan hasil ujian atau kelulusan, menunggu
antrean di loket, menunggu jadwal keberangkatan (bis, kereta, kapal dan pesawat), menunggu panggilan kerja dan
sebagainya.
Sebenarnya, setiap orang mempunyai waktu
24 jam setiap harinya untuk digunakan sesuai kemampuan dan kapasitasnya, pada
akhirnya hasil yang didapatkan bagi setiap orang adalah berbeda-beda. Ada
sebagian orang yang mengerjakan pekerjaan secara rutin setiap harinya, ada yang
membuat jadwal (schedule), mempunyai agenda,
catatan, alarm, dan sebagainya, agar lebih
mengingatkan jika saja lupa dengan waktu yang dilaluinya, seperti kapan bangun tidur, kapan melakukan ibadah, kapan mulai belajar, kapan mulai bekerja, kapan mulai bermain dan lain sebagainya, hingga kapan mengakhiri kegiatan-kegiatan tersebut, kemudian mengulangi aktifitas yang sama dari hari ke hari. Tulisan saya ini
akhirnya menunjukkan bagaimana pentingnya mengatur waktu, kita memang harus
pandai-pandai membagi waktu, karena dalam suatu pekerjaan di kantor atau dimana saja sudah ada pembagian waktu sesuai jabatannya, sesuai aturan kerja, tetapi meskipun sudah ada aturan yang berlaku, di lingkungan kerja yang berhubungan dengan waktu dan jadwal, tetap saja manajemen waktu bagi seseorang sangatlah penting, tepatnya me-manage
waktu sebaik mungkin atau semaksimal mungkin sesuai kemampuan yang ada pada diri
kita, untuk mendapatkan hal-hal positif, memberikan manfaat sebanyak-banyaknya,
sebelum kita beranjak tua renta, dan berpulang ke alam kubur. Jikalau seseorang
sudah terbiasa me-manage waktu dan
disiplin dalam hidupnya, boleh dibilang ada nilai tambah dibandingkan orang
disekitarnya, karena sampai saat ini dibutuhkan kesadaran dan sikap yang
disiplin di segala bidang dalam kehidupan di tengah masyarakat. Tentang bagaimana
mengatur kehidupan sesuai profesinya, selain UU yang sudah ada, silahkan pembaca
mempraktekkannya sejak saat ini hingga masa yang akan datang selagi diberikan
jatah (sisa) usia yang masih ada sekarang ini.
Selamat
beraktifitas, salam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar